SELAMAT DATANG

2 Februari 2012

PERKERASAN JALAN RAYA


Konstruksi perkerasan ialah suatu konstruksi yang terdiri dari satu atau  beberapa lapisan bahan perkerasan yang terletak pada suatu landasan yang telah mengalami pemadatan yang bersifat elastis, diamana mutu dan bahan setiap lapisan perkerasan berbeda-beda, disusun sedemikian rupa dengan cara lapisan yang paling kuat di atas lapisan paling bawahnya, demikian seterusnya sampai ketanah dasar (Silvia Sukirman , 1995). Berdasarkan bahan pengikatnya dan konstruksi perkerasan jalan  dapat dibagi menjadi 2 jenis :
1.      Perkerasan lentur (Fleksibel Pevemend) yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasan bersifat memikul dan menyebarkan beban ketanah dasar.
2.      Perkerasan kaku (Rigith Pavemend) yaitu perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Paket beton tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh plat beton.

Lapis pondasi atas dan pondasi bawah memberikan sambungan yang besar terhadap daya dukung perkerasan terutama didapat dari plat beton. Hal tersebut disebabkan oleh plat beton yang cukup kaku sehingga dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas sehingga menghasilkan tegangan yang rendah pada lapiasan-lapisan perkerasan kaku :
1.      Perkerasan beton semen
Yaitu perkerasan kaku dengan beton semen sebagai lapis aus terhadap empat jenis perkerasan beton kaku yaitu :
a.    Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan.
b.   Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan.
2.      Perkerasan komposit
Yaitu perkerasan kaku dengan plat beton semen sebagai lapis pondasi dan aspal beton sebagai lapis permukaan.
Jenis lapisan pondasi yang umum digunakan di Indonesia adalah :
a.       Agregat bergradasi baik, dapat dibagi atas :
·      Batu pecah base A.
·      Batu pecah base B
·      Batu pecah base C.
Batu pecah base A mempunyai gradasi lebih kasar dari pada batu pecah Base B, batu pecah Base B lebih kasar dari pada batu pecah Baes C.

b.      Pondasi  Macadam.
 
                                              Gambar 2.1 Pondasi macadam
                                            (Sumber : Silvia Sukirman, 1999)

c.       Pondasi Telford.
Kostruksi ini terdiri dari batu pecah berukkuran 15/20 > 25/30 yang disusun tegak. Batu-batu kecil yang diletakkan di atasnya untuk menutup pori-pori yang ada dan memberikan permukaan yang rata.
                                          Gambar 2.2 Pondasi telford
                                       (Sumber : Silvia Sukirman, 1999)

d.      Penetrasi Macadam.
e.       Aspal beton pondasi.
f.       Stabilitas dari :
·      Stabilitas agregat dengan semen (Cement Treated Base).
·      Stabilitas agregat dengan kapur (Line Treated Base).
·      Stabilitas agregat dengan  asphalt (Asphlt Treated Base).
                                                                      
1.   Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base Course)
      Lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan pondasi atas dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi bawah (Subgrade).
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
1.      Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ketanah dasar.
Lapisan ini harus cukup kuat, mempunyai CBR 20% dan plastisitas indeks (IP) ≤10%.
2.      Efisiensi penggunaan material, lapisan pondasi bawah lebih murah dari pada lapis pondasi bagian atas.
3.      Lapisan perserapan, agar air tidak berkumpul di pondasi.
4.      Lapisan pertama agar pekerjaan berjalan lancar. Hal ini sehubungan dengan kondisi lapangan memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah dasar memikul roda-roda alat berat, untuk itulah lapisan pondasi harus memenuhi syarat filter.
Bahannya dari bermacam-macam tanah setempat (CBR>/20%, PI<10%) yang relativ lebih baik dari tanah dasar dan dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah.
Jenis lapis pondasi bawah yang umumnya digunakan di Indonesia adalah:
1.   Agregat bergradasi baik, dibedakan atas :
·   Sirtu/pitrun Base A.
·   Sirtu/pitrun Base B.
·   Sirtu/pitrun Base C.
Sirtu Base A mempunyai gradasi lebih kasar dari sirtu Base B.
2.   Stabilitas.
a. Stabilitas  agregat dengan semen (Cemen Treated Subbase).
b.Stabilitas  agregat dengan kapur (Lume Treated Subbase).
c. Stabilitas tanah dengan semen (Soil Treated Subbase).
d.      Stabilitas tanah dengan kapur (Soil Lime Stabilazion).

2.   Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
      Lapis tanah setebal 50-100 cm dimana di atasnya akan diletakkan lapisan pondasi bawah dinamakan lapisan tanah dasar.
      Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, jika tidak maka biasa dapat didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan atau tanah yang di distabilitaskan dengan kapur atau dengan bahan lainnya. Pemadatan yang baik jika dilakukan pada kadar optimum dan usahakan kadar air tersebut kostan/stabil selama usia rencana. Hal ini dicapai dengan membuat drainase yang memenuhi syarat yang telah ditentukan.
      Ditinjau dari muka air tanah asli, maka lapis tanah dasar dapat dibedakan atas :
·         Lapisan tanah dasar tanah galian.
                                                Gambar 2.3 Tanah dasar tanah galian
·         Lapisan tanah dasar tanah timbunan.

                                              Gambar 2.4 Tanah dasar timbunan
·      Lapisan tanah dasar tanah asli.
 
                                                 Gambar 2.5 Tanah dasar tanah asli


0 komentar:

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template